Dampak Erupsi Barujari, Kemenpar Dinilai Tanggap
INILAHCOM, Jakarta — Kementerian Pariwisata dinilai cepat tanggap dalam memberikan informasi aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, yang sempat ditutup akibat dampak meletusnya Gunung Barujari, awal pekan ini. Tanggapnya Tim Crisis Center Kemenpar dinilai banyak mengurangi dampak kerugian terkait terganggunya dunia pariwisata akibat letusan tersebut.
Penilaian itu dikemukakan pengamat kebijakan publik Medrial Alamsyah, dalam percakapan dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (7/11). Medrial mengatakan dirinya sangat apresiatif manakala Bandara Ngurah Rai segera dibuka kembali setelah penutupan hampir 45 jam akibat letusan tersebut. Ia mengatakan, penyebaran informasi yang dilakukan Tim Crisis Center (TCC) Kemenpar sangat membantu masyarakat untuk segera tahu dan bisa mengambil keputusan sehubungan dampak letusan Gunung Barujari tersebut.
“Kita lihat sejak Jumat pagi pun aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali berangsur-angsur normal,” kata Medrial, yang juga merupakan Center for Indonesia Tourism Studies (CITS) itu. Informasi TCC sejak Jumat mengatakan, secara umum Ngurah Rai telah beroperasi normal. Hanya ada beberapa penerbangan yang belum dilakukan secara normal karena persoalan teknis. Misalnya untuk masakapai Air Asia, ada empat penerbangan yakni XT 802 Denpasar-Melbourne, XT 803 Melbourne-Denpasar, XT 822 Denpasar- Sydney, XT 823 Sydney-Denpasar, karena kendala teknis maskapai.
TCC juga memberitakan bahwa aktivitas Bandara Blimbingsari Banyuwangi juga telah kembali, normal menyusul segera dikeluarkannya Notice to Airmen (NOTAM) Nomor C3489/15 oleh otoritas penerbangan setempat. Hanya Bandara Internasional Lombok yang sesuai Notam B2692/15, baru beraktivitas normal Sabtu (7/11) pagi ini.
Medrial juga menilai, cepat tanggapnya TCC Kemenpar telah mengurangi dampak kerugian akibat letusan secara signifikan. Berdasarkan perhitungan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenpar, erupsi Gunung Barujari sedikitnya membawa dampak kerugian sebesar Rp 63.325.676.921. Data itu merupakan kapitalisasi batalnya kedatangan sekian banyak wisatawan manca negara akibat batalnya 163 penerbangan. Pusdatin Kemenpar mengasumsikan setiap pesawat membawa 194 orang penumpang. Sementara jika dihitung berdasarkan data kunjungan wisman periode bulan yang sama tahun sebelumnya, kerugian sektor pariwisata dari sisi kedatangan wisman tercatat sebesar Rp 42.191.250.066.
“Dengan tanggapnya TCC yang memungkinkan Bandara Ngurah Raid an lainnya bisa segera beroperasi normal, kerugian lebih lanjut banyak dikurangi,” kata Medrial.
TCC Kemenpar pada awalnya dibentuk dengan terjadinya Erupsi Gunung Raung di Banyuwangi, Juli lalu. Kondisi yang menganggu kelancaran penerbangan itu jika tidak segera direspons bisa berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan, baik domestic maupun mancanegara.
Untuk itulah Kemenpar dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Dinas Pariwisata di daerah, menginisiasi adanya Posko Crisis Center Pariwisata. Selain menangani penyebaran informasi, posko TCC dibuat untuk menangani persoalan penerbangan dan akomodasi para wisatawan. Kala itu, Posko CCP didirikan di Bandara Ngurah Rai (Denpasar) dan Bandara Juanda (Surabaya).
Berkoordinasi dengan berbagai pihak, antara lain otoritas bandara, maskapai penerbangan, ASITA, PHRI dan lain-lain, TCC memberikan tiga alternatif solusi bagi wisatawan. Ketiganya adalah reroute, yaitu penyelesaian persoalan penerbangan dengan cara memfasilitasi perubahan rute atau destinasi baru. Kedua reschedule, yaitu dengan cara memfasilitasi perubahan jadwal penerbangan baru. Ketiga melalui cara refund, yaitu memfasilitasi keinginan para wisatawan untuk meminta pengembalian uang sebagai akibat kegagalan penerbangan ke pihak maskapai (Airline) atau agen perjalanan (Tour and Travel Agent).
Sedangkan terkait akomodasi penginapan bagi wisatawan, TCC menawarkan dua alternatif, yakni:tetap tinggal atau menunggu di bandara dengan pemberian fasilitas akomodasi dan pelayanan informasi, jaminan sanitasi dan kesehatan dan logistik yang cukup. Kedua memerikan bantuan jika wisman memilih mencari penginapan (hotel) jika jadwal penundaan penerbangan lebih dari 2x24 jam. Fasiitasi penginapan atau hotel yang dipilih dibantu untuk mendapatkan tarif discount (potongan harga). [ ]
Read More : Dampak Erupsi Barujari, Kemenpar Dinilai Tanggap.
0 komentar:
Posting Komentar